Kalo pertanyaan sama, kita ajukan kepada RRC, Singapore, 20 tahun yang lalu, atau Jepang pada saat setelah PD2 atau Amerika pada masa Great Depression, apa kira-kira jawabannya ? Apakah bisa rakyat atau pemimpin negara-negara tsb bisa menjawab pertanyaan itu pada satu kalimat sederhana kecuali eloe bisa menerima jawaban yang standard seperti : "Karena saya orang Indonesia dan saya mencintai negara saya."
Bukankah kita lebih suka kalo jawabannya seperti ini :
Saya rasa jawabannya akan mirip-mirip dengan jawaban saya sekarang : bahwa Rasa Bangga akan negara sendiri harus ada terlebih dahulu untuk motivasi berkehidupan berkelanjutan sebagai suatu bangsa.
Perbandingan yang disandingkan dengan Singapore, Jepang, Amerika, RRC pada saat sekarang sangatlah ‘tidak seimbang’ karena mereka adalah negara-negara yang sudah berhasil melewati suatu masa-masa sulit dan sedang menikmati masa-masa ‘kejayaan’, sedangkan Indonesia sedang melewati suatu masa sulit. Bayangkan RRC di masa Mao Ze Dong, apa yang dapat mereka banggakan pada saat itu kecuali : kejayaan Tiongkok atau Sumbangan Tiongkok pada dunia di masa lalu mereka ?
Kalo mereka ‘gagal’ kala mereka sedang susah untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa dan "Bubar", hari ini ngak ada yang namanya RRC. Bukankah begitu ?
Demikian pula Amerika pada saat "Civil War" perang sipil utara-selatan, atau saat Great Depression, atau saat masalah hak-hak sipil orang-orang hitam tahun 1960-an, mereka melewati masa-masa susah itu dengan Nasionalisme mereka sendiri, bukan dengan sikap apatis, sehingga sekarang mereka bahkan bisa "menguasai" dunia. Bukankah seharusnya begitu ?
Demikian pun kita saat ini. Indonesia sekarang sedang ’sekarat,’ apa langsung kita ‘bubarkan’ saja sebagai suatu bangsa ? Tidak bukan ?
Setiap negara pasti akan melewati masa-masa sulit tidak terkecuali dengan Indonesia, dan pada masa-masa sulit itu lah Rasa Bangga dan Cinta Tanah Air amat dibutuhkan sebagai alat pemersatu bangsa. Bukankah begitu ?
Sekarang ini, dengan kondisi seperti ini, apa yang dapat kita banggakan dari Indonesia ?
Apakah artis-artis Indonesia yang sekarang sedang nge-trend di Malaysia ? Apakah prestasi pelajar-pelajar Indonesia yang menang Olimpiade fisika ? Apakah keanekaragaman primata, flora dan fauna di hutan-hutan Indonesia? Apakah keanekaragaman budaya yang berbeda tapi bisa hidup bersama dalam suatu bangsa?
Kalo itu tidak cukup, kita mau-tidak-mau harus kembali ke masa lalu dan mengambil inpirasi-inpirasi masa lalu (sejarah) untuk melihat apa sih yang bisa dibanggakan dari bangsa sendiri dengan tujuan untuk memotivasi rasa cinta dan berbhakti pada negara. Gitu lho.
Jadi memang dalam kondisi sedang ‘jaya,’ seperti RRC, Jepang, Singapore, Amerika saat ini, mereka bisa mengandalkan "prestasi" masa kini sebagai alasan untuk berbangga pada tanah air mereka.
Tapi untuk kondisi sedang ’susah’ seperti Indonesia, kita harus mencari "sumbangan masa lalu bangsa Indonesia pada peradaban dunia" sebagai alasan untuk berbangga pada tanah air kita, bila kita masih mau hidup bersama sebagai suatu bangsa. Bukankah begitu ?
Dan satu lagi yang lebih penting adalah :
Kalau anda seorang Pengikut(rakyat) suatu negara atau agama, memang lumrah bila anda baru bisa bangga karena prestasi negara atau agama anda. Misalnya, kamu katholik dan kamu bangga akan Ajaran Kasih Kristus atau Penebusan Kristus, tapi pernah tidak terpikirkan apa "alasan/motivasi" Kristus untuk menyelamatkan manusia kecuali rasa cintanya pada orang-orang yang berdosa padaNya ?
Dengan level spiritual seperti Soekarno, dia ngak pantes banget ngikutin standard "Pengikut" tapi semestinya ngikuti standard "Pemimpin." Kristus adalah seorang Pemimpin demikian pula Soekarno sehingga orang-orang seperti mereka tidak perlu lagi ‘alasan’ dengan ‘jasa orang lain’ lagi untuk membangkitkan Rasa Bangga dan Cinta pada Tanah Air atau juga sesama.
Justru Kristus dan juga Soekarno malah menularkan Rasa Bangga dan Cinta pada Sesama maupun pada Tanah Air pada orang-orang di sekitar mereka. Dan itulah yang ’semestinya’ mempersatukan orang-orang Kristen di dunia maupun rakyat di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar