would like to thank you, for taking time to visit my blog

Senin, 22 Februari 2010

pengaruh globalisasi terhadap kehidupan masyarakat indonesia

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.


· Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang

2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.

5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

kebudayaan suku betawi

Masyarakat Betawi memiliki sejarah panjang sebagaimana terbentuknya kota Jakarta sebagai tempat domisili asalnya. Sebagai sebuah kota dagang yang ramai, Sunda Kelapa, nama Jakarta tempo dulu, disinggahi oleh berbagai suku bangsa.

Penggalan budaya Arab, India, Cina, Sunda, Jawa, Eropa, Melayu dan sebagainya seakan berbaur menjadi bagian dari karakteristik kebudayaan Betawi yang kita kenal kini. Singkat kata, tradisi budaya Betawi laksana ‘campursari’ dari beragam budaya dan elemen etnik masa silam yang secara utuh menjadi budaya Betawi kini.

Suku Betawi sangat mencintai kesenian, salah satu ciri khas kesenian mereka yaitu Tanjidor yang dilatar belakangi dari budaya belanda, selain itu betawi memiliki kesenian keroncong tugu yang dilatar belakangi dari budaya Portugis-Arab, kesenian gambang kromong yang dilatar belakangi dari budaya cina. Selain kesenian yang selalu ditampilkan dengan penuh kemeriahan, tata cara pernikahan budaya betawi juga sangat meriah.

Untuk adat prosesi pernikahan betawi, ada banyak serangkaian prosesi. Didahului masa perkenalan melalui “Mak Comblang”. Dilanjutkan lamaran, pingitan, upacara siraman. Prosesi potong cuntung atau ngerik bulu kalong dengan uang logam yang diapit lalu digunting. Kemudian dilanjutkan dengan malam pacar, malam dimana mempelai wanita memerahkan kuku kaki dan tangannya dengan pacar. Puncak adat betawi adalah Akad nikah.

Tradisi Meriah

Meriah dan penuh warna-warni, demikian gambaran dari tradisi pernikahan adat Betawi. Diiringi suara petasan, rombongan keluarga mempelai pria berjalan memasuki depan rumah kediaman mempelai wanita sambil diiringi oleh ondel-ondel, tanjidor serta marawis (rombongan pemain rebana menggunakan bahasa arab). Mempelai pria berjalan sambil menuntun kambing yang merupakan ciri khas keluarga betawi dari Tanah Abang.

Sesampainya didepan rumah terlebih dulu diadakan prosesi “Buka Palang Pintu”, berupa berbalas pantun dan Adu Silat antara wakil dari keluarga pria dan wakil dari keluarga wanita. Prosesi tersebut dimaksudkan sebagai ujian bagi mempelai pria sebelum diterima sebagai calon suami yang akan menjadi pelindung bagi mempelai wanita sang pujaan hati. Uniknya, dalam setiap petarungan silat, pihak mempelai wanita pasti dikalahkan oleh jagoan calon pengantin pria.

Prosesi Akad Nikah

Pada saat akad nikah, rombongan mempelai pria memberikan hantaran berupa :
Sirih, gambir, pala, kapur dan pinang artinya segala pahit, getir, dan manisnya kehidupan rumah tangga harus dijalani bersama antara suami dan istri.
Maket Mesjid, maksudnya adalah agar mempelai wanita tidak lupa akan kewajibannya kepada agama dan harus menjalani shalat serta mengaji.
Kekudung, berupa barang kesukaan mempelai wanita misalnya salak condet, jamblang, dan sebagainya.
Mahar atau mas kawin dari pihak pria untuk diberikan kepada mempelai wanita.
Pesalinan berupa pakaian wanita seperti kebaya encim, kain batik, kosmetik, sepasang roti buaya. Buaya merupakan pasangan yang abadi dan tidak berpoligami serta selalu mencari makan bersama-sama.
Petise yang berisi sayur mayur atau bahan mentah untuk pesta, misal : wortel, kentang, bihun, buncis dan sebagainya.

Acara berlanjut dengan pelaksanaan akad nikah. Yang kemudian dilanjutkan dengan penjemputan pengantin wanita. Selanjutnya, kedua pengantin dinaikkan ke dalam sebuah delman yang sudah dihias dengan masing-masing seorang pengiring. Delman tersebut ditutupi dengan kain pelekat hitam sehingga tidak kelihatan dari luar. Akan tetapi, dengan kain pelekat hitam yang ditempelkan pada delman, maka orang-orang mengetahui bahwa ada pengantin yang akan pergi ke penghulu.

Pernikahan

Pada hari pesta pernikahan, baik pengantin pria maupun pengantin wanita, mengenakan pakaian kebesaran pengantin dan dihias. Dari gaya pakaian pengantin Betawi, ada dua budaya asing yang melekat dalam prosesi pernikahan. Pengantin pria dipengaruhi budaya Arab. Sedangkan busana pengantin wanita dipengaruhi adat Tionghoa. Demikian pula dengan musik yang meramaikan pesta pernikahan.

mengapa harus bangga sebagai bangsa indonesia

Kalo pertanyaan sama, kita ajukan kepada RRC, Singapore, 20 tahun yang lalu, atau Jepang pada saat setelah PD2 atau Amerika pada masa Great Depression, apa kira-kira jawabannya ? Apakah bisa rakyat atau pemimpin negara-negara tsb bisa menjawab pertanyaan itu pada satu kalimat sederhana kecuali eloe bisa menerima jawaban yang standard seperti : "Karena saya orang Indonesia dan saya mencintai negara saya."


Bukankah kita lebih suka kalo jawabannya seperti ini :
Saya rasa jawabannya akan mirip-mirip dengan jawaban saya sekarang : bahwa Rasa Bangga akan negara sendiri harus ada terlebih dahulu untuk motivasi berkehidupan berkelanjutan sebagai suatu bangsa.

Perbandingan yang disandingkan dengan Singapore, Jepang, Amerika, RRC pada saat sekarang sangatlah ‘tidak seimbang’ karena mereka adalah negara-negara yang sudah berhasil melewati suatu masa-masa sulit dan sedang menikmati masa-masa ‘kejayaan’, sedangkan Indonesia sedang melewati suatu masa sulit. Bayangkan RRC di masa Mao Ze Dong, apa yang dapat mereka banggakan pada saat itu kecuali : kejayaan Tiongkok atau Sumbangan Tiongkok pada dunia di masa lalu mereka ?

Kalo mereka ‘gagal’ kala mereka sedang susah untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa dan "Bubar", hari ini ngak ada yang namanya RRC. Bukankah begitu ?

Demikian pula Amerika pada saat "Civil War" perang sipil utara-selatan, atau saat Great Depression, atau saat masalah hak-hak sipil orang-orang hitam tahun 1960-an, mereka melewati masa-masa susah itu dengan Nasionalisme mereka sendiri, bukan dengan sikap apatis, sehingga sekarang mereka bahkan bisa "menguasai" dunia. Bukankah seharusnya begitu ?

Demikian pun kita saat ini. Indonesia sekarang sedang ’sekarat,’ apa langsung kita ‘bubarkan’ saja sebagai suatu bangsa ? Tidak bukan ?
Setiap negara pasti akan melewati masa-masa sulit tidak terkecuali dengan Indonesia, dan pada masa-masa sulit itu lah Rasa Bangga dan Cinta Tanah Air amat dibutuhkan sebagai alat pemersatu bangsa. Bukankah begitu ?

Sekarang ini, dengan kondisi seperti ini, apa yang dapat kita banggakan dari Indonesia ?

Apakah artis-artis Indonesia yang sekarang sedang nge-trend di Malaysia ? Apakah prestasi pelajar-pelajar Indonesia yang menang Olimpiade fisika ? Apakah keanekaragaman primata, flora dan fauna di hutan-hutan Indonesia? Apakah keanekaragaman budaya yang berbeda tapi bisa hidup bersama dalam suatu bangsa?

Kalo itu tidak cukup, kita mau-tidak-mau harus kembali ke masa lalu dan mengambil inpirasi-inpirasi masa lalu (sejarah) untuk melihat apa sih yang bisa dibanggakan dari bangsa sendiri dengan tujuan untuk memotivasi rasa cinta dan berbhakti pada negara. Gitu lho.

Jadi memang dalam kondisi sedang ‘jaya,’ seperti RRC, Jepang, Singapore, Amerika saat ini, mereka bisa mengandalkan "prestasi" masa kini sebagai alasan untuk berbangga pada tanah air mereka.

Tapi untuk kondisi sedang ’susah’ seperti Indonesia, kita harus mencari "sumbangan masa lalu bangsa Indonesia pada peradaban dunia" sebagai alasan untuk berbangga pada tanah air kita, bila kita masih mau hidup bersama sebagai suatu bangsa. Bukankah begitu ?

Dan satu lagi yang lebih penting adalah :
Kalau anda seorang Pengikut(rakyat) suatu negara atau agama, memang lumrah bila anda baru bisa bangga karena prestasi negara atau agama anda. Misalnya, kamu katholik dan kamu bangga akan Ajaran Kasih Kristus atau Penebusan Kristus, tapi pernah tidak terpikirkan apa "alasan/motivasi" Kristus untuk menyelamatkan manusia kecuali rasa cintanya pada orang-orang yang berdosa padaNya ?

Dengan level spiritual seperti Soekarno, dia ngak pantes banget ngikutin standard "Pengikut" tapi semestinya ngikuti standard "Pemimpin." Kristus adalah seorang Pemimpin demikian pula Soekarno sehingga orang-orang seperti mereka tidak perlu lagi ‘alasan’ dengan ‘jasa orang lain’ lagi untuk membangkitkan Rasa Bangga dan Cinta pada Tanah Air atau juga sesama.
Justru Kristus dan juga Soekarno malah menularkan Rasa Bangga dan Cinta pada Sesama maupun pada Tanah Air pada orang-orang di sekitar mereka. Dan itulah yang ’semestinya’ mempersatukan orang-orang Kristen di dunia maupun rakyat di Indonesia.